BERFIKIR POSITIF
dr. ARIS EKOSULISTIYONO
Dalam
bahasa agama, berfikir positif bisa disamakan dengan husnuzhan atau berbaik
sangka. Husnuzhan terbagi menjadi dua yaitu : kepada Allah dan kepada makhluk.
Dan pengertian berfikir positif lebih didominasi oleh wacana agar kita berbaik
sangka kepada Allah. Artinya apapun yang menimpa kita baik itu suka maupun
duka, sedih maupun gembira, harus kita lihat dari sisi positifnya.
Berfikir positif bagi seorang muslim
sangat penting. Allah berfirman dalam hadits qudsi : Aku menurut persangkaan
hamba-ku kapada-Ku, maka silakan ia menyangka Aku semauanya.
Hadist tersebut mengisyaraatkan
kepada kita bahwa Allah mengikuti pikiran kita. Maka dia mempersilahkan kita
untuk menyangka tentang Dia. Jika kita menyangka Dia baik, maka Dia akan memberikan
yang terbaik untuk kita.Dan jika kita berfikir negatif atau menyangka Dia
buruk, maka apa yang kita sangkapun akan diberikan kepada kita.
Oleh karena itu hendaklah kita
senantiasa memiliki persangkaan yang baik kepada Allah. Apapun yang terjadi,
tidak mungkin Allah zalim dan semena-mena kepada hamba-hamba-Nya.
Berfikir positif memiliki keutamaan
yang besar bagi karir seseorang. Coba bayangkan jika seseorang selalu berfikir
negatif kepada Allah. Ia tidak akan melakukan suatu aktifitas yang berguna.
Ketika ada penerimaan CPNS ia tidak mendaftar, dengan alasan cuma satu
“meskipun capek daftar, yang diterima hanya mereka yang pakai uang pelicin”.
Akhirnya ia tidak ikut mendaftar dan tentunya tidak mungkin menjadi PNS. Dengan
demikian ia sendiri yang menutup pintu kesuksesan untuk dirinya.
Seseorang yang berfikir negatif jika
diajak untuk berbisnis, maka ia akan memiliki dugaan negatif terlebih
dahulu.”ah zaman sekarang ini perusahan banyak yang bangkrut, nanti kalau kita
bisnis, sudah keluar modal malah uang habis dan modal tidak kembali.Akhirnya ia
tidak juga berusaha. Dengan begitu ia juga telah menghambat karirnya sendiri.
Ada
sebuah cerita imajinasi saya untuk merubah cara berfikir kita kepada Allah :
zaman dahulu ada seorang perdana menteri yang selalu berfikir positif.
Peristiwa apapun yang terjadi ia tidak pernah mengeluh karena ia yakin pasti
ada hikmah dibalik itu. Ia juga tidak pernah marah. Dan jika ada orang meminta
pendapat kepadanya ia akan mengatakan “oh bagus itu!”.
Suatu
ketika perdana menteri menyertai raja untuk berburu. Meskipun lumayan jauh
namun tidak ada satu binatangpun buruan pun yang tertangkap.Karena merasa lapar
maka raja pun makan sebuah apel yang ada di hutan untuk dimakan.
Ternyata
buah yang diambil raja amat keras hingga gigi raja tanggal. Raja merasa kaget.
Kini ia menjadi ompong. Ah, alangkah malunya ia. Denga gigi yang ompong itu
tentu ia terlihat jelek, apalagi kalau tertawa terbahak-bahak. “aduh perdana
menteri, bagaimana ini aku sekarang menjadi ompong dan jelek seperti ini”.
“Bagus
kalau begitu, Baginda”, kata perdana menteri.
Mendengar
jawaban itu raja murka. Tidak disangka perdana menteri kepercayaannnya ternyata
senang melihat ia menjadi ompong.”pengawal! tangkap perdana menteri dan
masukkan kedalam sumur!” kata raja.
Para
pengawalpun menangkap perdana menteri. Anehnya perdana menteri itu tidak
melakukan perlawanan sedikitpun. Ia juga tidak beragumentasi mengapa
mengatakan “bagus” ketika raja mengadukan perihal giginya yang menjadi ompong.
Ia menerima begitu saja dimasukkan ke dalam sumur mati yang ada di hutan itu.
Raja
pun melanjutkan perjalanan tanpa ditemani oleh perdana menteri. Beberapa saat
kemudian mereka diserang oleh penduduk hutan disitu. Peperangan pun terjadi dan
para pengawal raja dapat dikalahkan. Merek semua ditawan.
Ternyata
yang menangkap raja dan para pengawal adalah manusia –manusia kanibal. Setiap
hari mereka mengambil satu pengawal untuk dimasak dan kemudian di makan. Satu demi satu pengawal
diambil hingga habis. Kini tinggal raja sendirian. Mereka tertawa-tawa, “ah
tentu orang ini sangat lezat, tubuhnya gemuk”, kata salah seorang diantara
mereka. Yang lainpun tertawa terbahak-bahak. Raja sangat ketakutan sampai
menangis. Dan karena menangis itu terlihatlah giginya yang ompong. Seluruh
manusia kanibal itu terkejut. Meereka menjadi ketakutan, “ah kalau giginya
tanggal begini bisa membawa sial untuk kita”, kata salah satu diantara mereka.
“ya,
buang saja daripada kita mendapat bencana karena memakan orang ompong”.
Lalu
merekapun melepas raja. Raja berlari ketakutan. Dalam hati ia merasa “benar
juga kata perdana menteri. Coba kalau aku tidak ompong, pasti aku sudah
dijadikan santapan manusia-manusia kanibal itu”.
Akhirnya
ia pergi menuju sumur tempat perdana menteri dikurung. Sampai disana ia
berusaha menyelamatkan perdana menteri. Ia mencari alat agar perdana menteri
bisa naik. Setelah perdana menteri samapai diatas, raja menangis dan memintaa
maaf kepadanya. Ia mengaku telah bersalah dan berdosa kepada perdana menteri.
Perdana menteri sendiri tidak mengetahui mengapa raja menangis.
Raja
akhirnya bercerita tentang pengalamannya bersama para pengawalnya. Berkali-kali
ia meminta maaf kepada perdana menteri atas kesalahannya memasukkan ke dalam
sumur. Ia tidak tahu bahwa ternyata ada bagusnya giginya tanggal hingga menjadi
ompong. Perdana menteri hanya tersenyum, ia merasa tidak di zalimi oleh raja,
bahkan ia berkata “ bagus, kemarin baginda memasukkan saya ke dalam sumur ini.
Coba kalau tidak, tentu saya sudah dimakan bersama para pengawal yang lain”.
Dahsyat!
Ternyata positif thinking perdana menteri tidak salah. Seandainya kita berfikir
positif niscaya kita akan menjadi orang yang sabar dan ikhlas. Coba anda
renungkan, jika suatu ketika anda sedang terburu-buru dan ingin cepat sampai
tetapi jalanan macet. Apa yang anda lakukan? Menggerutu dan mengomel, itulah
yang biasa dilakukan. Tetapi pernahkah anda berfikir bahwa dengan jalan macet
itu justru anda diselamatkan oleh Allah SWT. Karena didepan anda akan ada
kecelakaan besar bila jalan ini lancer karena kita tidak berhati-hati. Karena
itu berfikirlah positif kepada Allah. Apapun yang diberikan oleh Allah pada saat
ini baik senang maupun sedih, itu adalah yang terbaik buat kita semua. Amiin.