Hati Yang Suci
Oleh: dr.
ARIS EKOSULISTIYONO
Hati
itu bagaikan kaca mata. Kalau kita menggunakan kaca mata yang bening, apa yang
kita lihat akan tampak apa adanya. Yang putih akan jelas putihnya, yang coklat
muda akan jelas warna aslinya. Namun kalau kita menggunakan kaca mata hitam,
apa yang kita lihat tidak akan sesuai aslinya. Yang putih akan kelihatan abu
muda dan warna coklat muda akan menjadi coklat tua. Demikian juga hati, kalau
hati jernih, kita akan melihat realita itu apa adanya, sementara kalau hati
kita kotor atau hitam, kita akan melihat realita itu tidak seperti sebenarnya.
Oleh
sebab itu, kita harus berusaha menghilangkan awan yang menutupi cahaya hati
kita. Bagaimana caranya?
1.
Introspeksi diri. Introspeksi diri dalam bahasa arab
disebut Muhasabatun Nafsi, artinya mengidentifikasi apa saja penyakit hati
kita. Semua orang akan tahu apa sebenarnya penyakit qalbu (hati) yang
dideritanya itu.
2.
Perbaikan Diri. Perbaikan diri dalam bahasa
populer disebut taubat. Ini merupakan tindak lanjut dari introspeksi diri.
Ketika melakukan introspeksi diri, kita akan menemukan kekurangan atau
kelemahan diri kita. Nah, kekurangan-kekurangan tersebut harus kita perbaiki
secara bertahap. Alangkah rugi kalau kita hanya pandai mengidentifikasi
kelemahan diri tapi tidak memperbaikinya.
3.
Tadabbur Al Qur’an. Tadabbur Al Qur’an artinya
menelaah isi Al-Qur’an, lalu menghayati dan mengamalkannya. Hati itu bagaikan
tanaman yang harus dirawat dan dipupuk. Nah, di antara pupuk hati adalah
tadabbur Qur’an. Allah menyebutkan orang-orang yang tidak mau mentadabburi
Qur’an sebagai orang yang tertutup hatinya. Artinya, kalau hati kita ingin
terbuka dan bersinar, maka tadabburi Qur’an.
4.
Menjaga Kelangsungan Amal Saleh.
Amal saleh adalah setiap ucapan atau perbuatan yang dicintai dan diridoi Allah
swt. Apabila kita ingin memiliki hati yang bening, jagalah keberlangsungan amal
saleh sekecil apapun amal tersebut. Misalnya, kalau kita suka rawatib, lakukan
terus sesibuk apapun, kalau kita biasa pergi ke majelis ta’lim, kerjakan terus
walau pekerjaan kita menumpuk.
5.
Mengisi Waktu dengan Zikir. Zikir
artinya ingat atau mengingat. Dzikrullah artinya selalu mengingat Allah.
Ditinjau dari segi bentuknya, ada dua macam zikir. Pertama, zikir Lisan,
artinya ingat kepada Allah dengan melafadzkan ucapan-ucapan zikir seperti
Subhannallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, Laa Ilaaha illallah, dll. Kedua,
Zikir Amali, artinya zikir (ingat) kepada Allah dalam bentuk penerapan
ajaran-ajaran Allah swt. dalam kehidupan. Misalnya, jujur dalam bisnis, tekun
saat bekerja, dll. Hati akan bening kalau hidup selalu diisi dengan zikir lisan
dan amali.
6.
Bergaul dengan Orang-Orang Saleh.
Lingkungan akan mempengaruhi perilaku seseorang. Karena itu, kebeningan hati
erat juga kaitannya dengan siapakah yang menjadi sahabat-sahabat kita. Kalau
kita bersahabat dengan orang yang jujur, amanah, taat pada perintah Allah,
tekun bekerja, semangat dalam belajar, dll., diharapkan kita akan terkondisikan
dalam atmosfir (suasana) kebaikan. Sebaliknya, kalau kita bergaul dengan orang
pendendam, pembohong, pengkhianat, lalai akan ajaran-ajaran Allah, dll.,
dikhawatirkan kita pun akan terseret arus kemaksiatan tersebut.
7.
Berbagi Kasih dengan Fakir, Miskin, dan Yatim.
Berbagi cinta dan ceria dengan saudara-saudara kita yang fakir, miskin, dan
yatim merupakan cara yang sangat efektif untuk meraih kebeningan hati, sebab
dengan bergaul bersama mereka kita akan merasakan penderitaan orang lain.
8.
Mengingat Mati. Modal utama manusia adalah umur.
Umur merupakan bahan bakar untuk mengarungi kehidupan. Kebeningan hati
berkaitan erat dengan kesadaran bahwa suatu saat bahan bakar kehidupan kita
akan manipis dan akhirnya habis. Kesadaran ini akan menjadi pemacu untuk selalu
membersihkan hati dari awan kemaksiatan yang menghalangi cahaya hati.
Rasulullah saw. menganjurkan agar sering berziarah supaya hati kita lembut dan
bening.
9.
Menghadiri Majelis Ilmu. Hati itu
bagaikan tanaman, ia harus dirawat dan dipupuk. Di antara pupuk hati adalah
ilmu. Karena itu, menghadiri majelis ilmu akan menjadi media pensucian hati.
Rasulullah saw. menyebutkan bahwa Allah swt. akan menurunkan rahmat, ketenangan
dan barakah pada orang-orang yang mau menghadiri majelis ilmu dengan ikhlas.
10.
Berdo’a kepada Allah SWT.. Allah
swt. Maha Berkuasa untuk membolak balikan hati seseorang. Karena itu sangat
logis kalau kita diperintahkan untuk meminta kepada-Nya dijauhkan dari hati
yang busuk dan diberi hati yang hidup dan bening. Menurut Ummu salamah r.a,.
do’a yang sering dibaca Rasulullah saat meminta kebeningan hati adalah: Ya
Muqallibal quluub, tsabbit qalbii ‘alaa diinika (Wahai yang membolak-balikkan
qalbu, tetapkanlah hatiku berpegang pada agama-Mu).
Kesimpulannya,
hati merupakan panglima untuk seluruh anggota jasad kita. Kalau hati bening,
kelakuan kita pun akan beres. Tapi kalau hati kita busuk, seluruh amaliah pun
busuk. Ada sepuluh cara agar kita memiliki hati yang suci, yaitu; Introspeksi
diri, perbaikan diri, tadabbur Qur’an, menjaga kelangsungan amal saleh, mengisi
waktu dengan zikir, bergaul dengan orang-orang saleh, berbagi kasih dengan
fakir miskin dan anak yatim, mengingat mati, menghadiri majelis ta’lim, dan
berdo’a kepada Allah swt. Mudah-mudahan Allah swt. selalu memberi kepada kita
hati yang bening. Amiin .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar