PENGHAMBAT REZEKI
Oleh
dr.
ARIS EKOSULISTIYONO
Sesungguhnya
pada diri setiap manusia, telah ditetapkan bagi mereka rezekinya sejak roh
ditiupkan pertama kali ke dalam kandungan ibu. Bermacam-macam tingkatan rezeki
setiap manusia. Namun demikian, bukan berarti tidak bisa berubah karena walau
bagaimanapun itu adalah hak prerogatif Allah SWT.
Rezeki
yang dituliskan tersebut bisa diibaratkan 1 botol aqua yang penuh berisi air.
Ketika itu habis maka habislah usia manusia hidup di dunia ini. Sebagaimana
telah disebutkan sebelumnya bahwa rezeki telah ditetapkan, hanya tinggal bagaimana
cara kita meraihnya. Anda mau meraihnya dengan jalan halal penuh berkah,
ataupun dengan jalan haram yang pasti sudah ada jaminan rezeki untuk kita
semua. Maka tidak salah jika AA Gym, Ust. Mansur, dll, lebih suka mengatakan menjemput
rezeki daripada mencari rezeki.
Beberapa
dari kita mungkin meras, kok ya rezeki saya rasanya seret banget. Usaha ini
itu, tidak juga membuahkan hasil Pokoknya serba sulit deh. Jika itu terjadi,
maka kita perlu introspeksi diri. Jangan-jangan ada hal-hal yang membuat rezeki
kita ditahan oleh Allah hingga sampai akhir hayat pun kita hidup berkesusahan.
Nah, ada 5 hal yang menjadi penghambat rezeki kita yaitu :
1. Hilangnya Rasa Tawakkal Kepada Allah
Kadangkala
ketika rezeki kita mulai mengalir, ada rasa bangga dalam diri. Seolah-olah kita
merasa bahwa ini semua adalah hasil dari kerja keras dan semangat pantang
menyerah yang ada dalam diri kita. Kita merasa super hebat dan luar biasa. Kita
lupa bahwa kesemuanya itu tidak terlepas dari faktor “x” yaitu Maha Pemurah dan
Pengasihnya Allah.
Ketika
itu terjadi, maka bersiaplah karena itu adalah titik balik dari tanjakan
kesuksesan kita. Dan itulah titik balik dimana kita bukannya naik malah terus
meluncur ke bawah. Bukankah Allah sudah berfirman “… Aku adalah seperti
prasangka hambaku…”. Maka, pada saat kita berpongah-pongah ria dan lupa
kepadaNya, maka Dia akan menganggap kita tidak membutuhkannya lagi. Disaat
itulah Allah berpaling dari kita dan mencabut faktor “x” yang sebetulnya banyak
mendominasi keberhasilan usaha kita.
2. Terlalu Banyak Dosa
Terlalu
banyak dosa akan membuat hati kita tertutup debu. Memupuskan setiap doa yang
dipanjatkan ke langit. Bahkan ada seorang Syekh terkenal yang mengatakan bahwa
penutup dari pintu rezeki adalah dosa yang terlampau banyak. Sedangkan
pembukanya adalah taubat. Jadi kalau Anda merasa rezeki seret, cobalah
bercermin dosa apa saja yang sudah Anda perbuat selama ini.
Allah
itu adil. Siapa yang berusaha maka pasti akan diberikan hasil. Ada hukum tanam
benih tuai hasil. Selama kita usaha, ada hasil dibalik semua itu. Kalau kita
tekun pasti berhasil. Tapi kalau tidak berhasil, dosa apa coba yang ada dalam
diri kita. Jadi segeralah bertaubat. Saya pikir itu wajar dan bisa dianalogikan
dengan mudah. Bayangkan saja Anda adalah karyawan di sebuah perusahaan.
Kira-kira kalau perilaku Anda tidak baik, kerjaan ngga pernah beres, mudah
dapet promosi kenaikan jabatan ngga? Kira-kira atasan melirik Anda ngga ntuk
dinaikkan jabatannya? Apalagi Allah yang punya kuasa menaik turunkan rezeki dan
kedudukan kita.
3. Berbuat Maksiat dalam Mencari Nafkah
Jaman
sekarang jujur itu susah, orang yang ngga jujur aja kadang masih susah dapet
duit. Akhirnya mark up sana mark up sini. Demi mencari uang melimpah. Sikut
sana sikut sini, kalau perlu pakai dukun atau sewa orang untuk melakukan hal
yang tidak-tidak. Ini terang-terangan membuat rezeki kita ditahan oleh Allah.
Andaikata kita merasa dapat banyak duit itu semua tidak berkah. Dan ciri-ciri
harta yang tidak berkah diantaranya :
- Sering dibelanjakan untuk hal yang sifatnya sia-sia belaka. Tidak banyak mendatangkan manfaat, baik dirinya maupun orang lain dan lingkungan sekitarnya.
- Sering dilanda penyakit, baik itu penyakit lahir maupun penyakit batin (iri, dengki, dll)
- Sulit sekali hatinya tergerak untuk membelanjakan harta berlebih tersebut di jalan Allah. Padahal di setiap harta kita, ada hak orang lain yang mesti diberikan.
4. Dalam Bekerja Sering Melupakan Allah
Ciri-ciri
paling mudah ditemui adalah meremehkan Shalat. Ketika kita benar-benar sibuk
dan tiba waktunya shalat, kita cenderung menunda-nunda. Lebih penting kerjaan
daripada shalat. Bahkan yang kebangetan, sampai ngga shalat gara-gara kerjaan.
Atau bisa juga berupa ketidakjujuran dalam berbisnis. Kita menganggap tidak ada
yang tahu kebohongan kita. Itu artinya, kita sudah melupakan Allah yang selalu
mengamati dan mengetahui setiap tindakan kita. Kalau Anda luoa padanya, Dia pun
dengan mudah melupakan Anda.
5. Enggan Bershodaqoh
Shodaqoh
itu memiliki beberapa kelebihan jika dilakukan dengan ikhlas.
- Menolak “bala” yang datang kepada kita, entah itu berupa penyakit, musibah, ataupun hal-hal buruk yang mungkin terjadi. Kalaupun terpaksa terjadi (karena kehendak Allah), maka skalanya akan menjadi lebih kecil untuk kita.
- Pupuk Kebaikan. Maksudnya dengan kita rajin bershodaqoh, sama artinya kita menebar pupuk-pupuk kebaikan. Ini nantinya akan menyuburkan pohon kebaikan dan berujung pada hak kita untuk memetik buah kebaikan itu sendiri. Bukankah sudah janji Allah bahwa setiap kita bershodaqoh dengan ikhlas, Alah akan melipatgandakan gantinya untuk kita. Cobalah dan buktikan sendiri.
- Menjadi pelicin turunnya rezeki. Sudah banyak orang sukses yang merumuskan teori “Makin banyak memberi, makin banyak menerima”. Keluarkan sebagian harta Anda untuk shodaqoh dan tunggulah, sesungguhnya akan datang lebih banyak ganti yang dibarikan oleh Allah. Itulah mengapa orang-orang sukses kelas dunia (Donald Trump, Warren Buffet, Bill Gates, dll) berlomba-lomba menyumbangkan sebagian harta ataupun penghasilan dari bisnisnya untuk kegiatan sosial. Dan Anda lihat, bukannya bangkrut, malah bisnis mereka semakin besar.